Senin, 17 Januari 2011

BAB IV

BAB IV
PEMUDA DAN SOSIALISASI

Pemuda adalah golongan manusia-manusia muda yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung. Proses kehidupan yang dialami oleh para pemuda Indonesia tiap hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat membawa pengauh yang besar pula dalam membina sikap untuk dapat hidup di masyarakat.

Sosialisasi
Sosialisasi diartikan sebagai proses yang membantu individu melalui belajar dan menyesuaikan diri, bagaiman cara hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya agar dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya. Sosialisasi merupakan salah satu proses belajar kebudayaan dari anggota masyarakat dan hubungannya dengan sistem sosial. Dengan proses sosialisasi, seseorang menjadi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku di tengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Dari keadaan tidak atau belum tersosialisasi, menjadi manusia masyarakat dan beradab.

Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua yaitu :
  1. Sosialisasi Primer (dalam keluarga)
    Peter L. Berger
    dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Dalam tahap ini, peran orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Warna kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh warna kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga terdekatnya.
  2. Sosialisasi sekunder (dalam masyarakat)
    Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat.

Internalisasi, Belajar dan Spesialisasi
Internasilasasi lebih ditekankan pada norma-nroma individu yang menginternasilasikan norma-norma tersebut. Istilah belajar ditekankan pada perubahan tingkah laku, yang semula tidak dimiliki sekarang telah dimiliki oleh seorang individu. Sedangkan  spesialisasi ditekankan pada kekhususan yang telah dimiliki oleh seorang individu, kekhususan timbul melalui proses yang agak panjang dan lama dengan penuh ketegangan-ketegangan sosial. Gejala-gejala sosial yang sering diistilahkan dengan :
  1. konflik
  2. kontraversi
  3. kompetisi
  4. kegiatan pada masyarakat pedesaan

Proses Sosialisasi
Ada beberapa tahap yang harus dilalui oleh seorang individu (anak) dalam proses sosialisasi. Pada tahap awal seorang anak akan belajar dengan lingkungan masyarakat terdekatnya yaitu ayah, ibu, kakek atau neneknya yang tinggal serumah. Dalam lingkungan ini si Anak belajar menanamkan perasaan, emosi, dan sebagainya yang sesuai dengan kemampuan biologisnya dalam kepribadiannya. Kemudian seiring dengan pertumbuhannya, si Anak mulai belajar kebiasaan lain seperti makan, tidur pada saat yang tepat. Selanjutnya, si Anak mulai mengenal lingkungan sosial yang lebih luas seperti tetangga, teman bermain, dan sebagainya. Pada tahapan ini si Anak belajar emosi, perasaan, nafsu yang dibutuhkannya, belajar aturan, dan pola tindakan yang umum dalam lingkungan sosialnya. Proses sosialisasi ini akan terus berlangsung sepanjang hayat si Anak/individu. Seorang individu dalam kehidupan masyarakatnya akan selalu belajar kebudayaan, internalisasi dan sosialisasi secara bersamaan.

Peranan sosial mahasiswa dan pemuda di masyarakat
Peran mahasiswa sejauh ini senantiasa diwarnai oleh situasi politik yang berkembang di tengah-tengah masyarakat. Mereka biasanya memerankan diri sebagai oposan yang kritis sekaligus konstruktif terhadap ketimpangan sosial dan kebijakan politik, ekonomi. Mereka sangat tidak toleran dengan penyimpangan apapun bentuknya dan nurani mereka yang masih relatif bersih dengan sangat mudah tersentuh sesuatu yang seharusnya tidak terjadi namun ternyata itu terjadi atau dilakukan oleh oknum atau kelompok tertentu dalam masyarakat dan pemerintah.

Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda
Pembinaan dan pengembangan Generasi Muda disusun berlandaskan:
Landasan Idiil                    :  Pancasila
Landasan konstitusional  :  Undang-Undang Dasar 1945
Landasan stategis            : Garis-garis Besar Haluan Negara 
Landasan historis           : Sumpah Pemuda 1928 dan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
Landasan Normatif          :   Etika, tata nilaidan tradisi luhur

Pengertian pokok pembinaan dan pengembangan generasi muda
 Pembinaan dan pengembngan generasi muda meliputi 2 hal:
·         Generasi muda sebagai objek pembinaan dan pengembangan  :  generasi muda masih memerlukan pembinaan dan pembekalan-pembakalan untuk menumbuhkan potensi dan kemampuan ke tingkat optimal.
·         Generasi muda sebagai subyek : generasi muda mampu menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi bangsa dengan kemampuan dan keahlian yang dimilikinya.

 Masalah-Masalah Generasi Muda :
  • Menurunnya jiwa nasionalisme, idealisme dan patriotisme di kalangan generasi muda
  •  Ketidakmatangan dalam memikirkan dan perencanaan masa depan
  •  Belum seimbangnya jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia
  •  Kurangnya lapangan dan kesempatan kerja.
  •  Kurangnya gizi yang dapat menghambat pertumbuhan badan dan perkembangan kecerdasan
  •   Masih banyaknya perkawinan-perkawinan di bawah umur
  •  Adanya generasi muda yang menderita fisik dan mental
  •  Pergaulan bebas
  •  Meningkatnya kenakalan remaja, penyalahgunaan narkotika
  •  Belum adanya peraturan perundang-undangan yang mengangkut generasi muda.

Pengembangan Potensi Generasi Muda
Generasi merupakan generasi penerus perjuangan bangsa dan sumber daya insani bagi pembangunan nasional, diharapkan mampu memikul tugas dan tanggung jawab untuk kelestarian kahidupan bangsa dan negara. Untuk itu generasi muda perlu mendapatkan perhatian khusus dan kesempatan yang seluas-luasnya untuk dapat tumbuh dan berkembang secara wajar baik jasmani, rohani maupun sosialnya. Dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya, terdapat generasi muda yang menyandang permasalahan sosial seperti kenakalan remaja, penyalahgunaan obat dan narkota, anak jalanan dan sebagainya baik yang disebabkan oleh faktor dari dalam dirinya (internal) maupun dari luar dirinya (eksternal). Oleh karena itu perlu adanya upaya, program dan kegiatan yang secara terus menerus melibatkan peran serta semua pihak baik keluarga, lembaga pendidikan, organisasi pemuda, masyarakat dan terutama generasi muda itu sendiri. Arah kebijakan pembinaan generasi muda dalam pembangunan nasional menggariskan bahwa pembinaan perlu dilakukan dengan mengembangkan suasana kepemudaan yang sehat dan tanggap terhadap pembangunan masa depan, sehingga akan meningkatkan pemuda yang berdaya guna dan berhasil guna.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar